MANFAAT IBADAH ADALAH SUMBER KENIMATAN
MANFAAT IBADAH ADALAH SUMBER KENIMATAN
Suranaura19.blogspot.com-
Seorang sahabat nabi yang kita kenal, seorang
yang dermawan yang bernama Utsman bin Affan ra, beliau adalah sahabat sekaligus
menantu Rasulullah saw. Sampai beliau
mendapat gelar dari nabi yakni Dzun
Nuraini berarti pemilik dua cahaya.
Beliau mendapat
gelas demikian karena beliau menikahi 2 (dua) putrid Rasulullah saw, tidak
seorangpun sejak nabi Adam AS hingga hari kiamat yang menikahi dua purti nabi
selain Utsman bin Affan. Selain Dzun Nuraini gelar beliau adalah Al-Muhair
(orang yang hijrah setelah akhirnya Ustman memeluk agama Islam).
Dalam hal ini
beliau memberikan nasehat dan kalam bahwa kenikamtan dalam beribah itu akan
kita dapat dalam beberapa hal sebagai berikut :
Berkata Usman Bin Affan Ra berkata :
Aku telah menemukan nikmatnya beribadah dalam
empat hal :
1.
Dalam
menunaikan kewajiban-kewajiban Allah. Baik yang ringan maupun yang berat
2.
Dalam
menjauhi larang-larangn Allah. Baik yang kecil maupun yang besar
3.
Dalam
menyeruh pada yang ma’ruf, karena mengharpa pahala dari Allah
4.
Dalam
mencegah kemungkaran. Baik dengan perkataan maupun perbuatan dan menjauhkan
diri dari murka Allah.
Pelaksanaan
Kewajiban Allah
Dalam melaksanakan atau menunaikan
kewajiban-kewajiban perintah Allah, baik ringan maupun berat terdapat kenikmat
yang luar biasa. Ketika melkanakan kewajiban yang ringan terasa ringan dan
tersa nikmat kita menjalaninya karena semata-mata mengharap keridoan Allah.
Begitu pun sebaliknya akan terasa nikmta jika kewajiban itu berat harus
dilaksanakan tetapi karena ikhlas mengamlaknya yang berat akan teras ringan itu
nikmatnya ibadah. Karena sesuai awal
mula diciptakan manusia dan jin kemuka bumi ini hanya untuk ibadah selaras
dengan ayat :
Allah Swt. berfirman, “Dan aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Al-Dzâriyât :
56)
Pelaksanaan menjauhi larangan Allah
Dalam menunaikan
ibadah kepada Allah dalam hal ini menjauhi larangan-larangan Allah baik kecil
maupun besar akan mendapat kenikmatan dalam menjalaninya. Karena dibalik kita
menjahui larangan Allah ada hikmah yang dapat kita ambil, dibalik larangan
pasti ada mudharat bagi kita jika kita menuaikannya selain itu juga mencegah
kemurkaan Allah. Dalam alqur’an Allah berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam
Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan.
Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. 2:208)
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan
orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. 1:6-7)
Melihat ketarangan ayat diatas begitu kutamaan yang luar
biasa jika kita melaksanakan petunjuk untuk menjahui laranga-larangan akan
memperoleh petunjuk dan menghindari kemurkaan Allah.
Menyeruh pada yang ma’ruf
ٱلَّذِينَ يَتَّبِعُونَ ٱلرَّسُولَ ٱلنَّبِىَّ ٱلْأُمِّىَّ
ٱلَّذِى يَجِدُونَهُۥ مَكْتُوبًا عِندَهُمْ فِى ٱلتَّوْرَىٰةِ وَٱلْإِنجِيلِ
يَأْمُرُهُم بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَىٰهُمْ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ ٱلطَّيِّبَٰتِ
وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ ٱلْخَبَٰٓئِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَٱلْأَغْلَٰلَ
ٱلَّتِى كَانَتْ عَلَيْهِمْ ۚ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِهِۦ وَعَزَّرُوهُ
وَنَصَرُوهُ وَٱتَّبَعُوا۟ ٱلنُّورَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ مَعَهُۥٓ ۙ أُو۟لَٰٓئِكَ
هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah ada di antara
kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf
dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung. Maruf:
segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah
segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya. (QS.Surat Al-A’raf :157)
Ketika mampu menyeruh
kepada kebaikan, maka ini adalah salah satu sumber keutamaan ibadah kepada
Allah. Begitu mulia kedudukan amal ma’ruf sehingga keimanan menjadi pondasinya,
karena disebut Allah dalam ayat Ali
Imran berikut :
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ
أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ
وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ
Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan
beriman kepada Allah. ( QS. Ali Imran 110 )
Dan disebut juga oleh baginda Nabi :
أَنْتُمْ توفون سَبْْعِيْنَ أُمَّةً أَنْْتُمْ خَيْرُهَا وَ أَكْرَمُهَا
عِنْدَ اللهِ
Kalian penutup dari 70 umat. Kalian terbaik
dan yang paling mulia disisi Allah. ( HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim).
Mencegah Kemungkaran
كَانُوا
لاَيَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
Mereka satu sama
lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat, Sesungguhnya
amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. ( QS Al-Maidah : 79 )
فَلَمَّا نَسُوا مَا
ذُكِّرُوا بِهِ أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا
الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ
Maka setelah mereka
melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang
yang melarang dari berbuat keburukan dan Kami timpakan siksaan yang keras
kepada orang-orang yang berbuat dzalim disebabkan mereka selalu berbuat fasik.
– (Q.S Al-A’raf: 165)
Sangat tegas Allah
SWT, memberikan peringatan dan balasan bagi yang tidak melaksanakan atau
mencegah kemungkaran yang terjadi di muka bumi ini, bahkan disebut Allah amat
buruk jika tidak bertindak mencegah kemungkaran yang terjadi di depan atau
disekeliling kita.
Kenikmatan yang
diperoleh bagi orang-orang yang melakanakan pencegahan kemungkaran yang
terjadi, adalah diselamatkan dan dilindungi oleh Allah. Dan siksa yang keras
bagi pelaku dzalim atau kefasikan serta kemungkaran yang terjadi bagi
pelakunya.
Demikian ulasan
singkat ini tentang sumber kenikmatan ibadah keapada Allah, yakni empat sumber
utama yang menyebabkan nikmat yang laur biasa didapat oleh pelakunya, demikian
keterangan Dzun Nuraini.
Demikian sajian
yang sederhana ini kami akan dari keterangan Sahabat nabi yakni Utsman Bin
Affan yang kami ambil dari Kitab Nashaihul ‘Ibad karya Syekh Nawawi Al-Bantani.
Wallahu ‘alam
Sumber : Kitab
Nashaihul Ibad
Komentar
Posting Komentar